Perempuan adalah komponen dalam
masyarakat yang sangat penting, ia mendapat julukan sebagai ibu peradaban dan
tiang negara karena perannya yang sangat fundamental. Perempuan bergerak selalu
membersamai setiap agenda perjuangan para lelaki demi mewujudkan tujuan yang
ingin dicapai.
Bisa kita saksikan baik di dunia
nyata maupun didunia maya, gerakan perempuan selalu mendominasi seperti di dunia
pekerja, dunia sekolah maupun di dunia aktivis kampus. Bisa dalam agenda sosial,
agenda politik, bahkan agenda keagamaan perempuan tetap menjadi massa yang
meramaikan.
Namun sayangnya perempuan yang
disibukkan dengan aktivitasnya terlupakan akan persoalannya sendiri. Begitu
banyak permasalahan perempuan yang muncul dipermukaan hanya menjadi bahan
bacaan masyarakat umum tanpa ad acara yang mampu menyelesaikannya dengan
tuntas.
Contohnya saja, permasalahan
ekonomi, banyak perempuan yang juga turut bekerja membantu perekonomian
keluarga karena kebutuhan sandang, pangan dan papan yang terus merangkak naik
atau menjadi pekerja seni yang dengan penampilan tidak mendidik anak bangsa
sama sekali. Belum lagi soal perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam
rumah tangga, pelecehan seksual apalagi dimasa sekolahnya yang mungkin
terjaring pada pergaulan bebas, seks bebas, narkoba, dan bahkan menjadi objek
dari perdagangan manusia.
Dan semua permasalahan itu sudah
sangat menumpuk di dinas sosial, BKKBN, atau mungkin sudah ribuan kasus yang
telah ditangani BNN. Dan mungkin kita akan bingung ingin memulai perbaikan dari
mana agar permasalahan perempuan ini bisa berkurang dan tuntas.
Mulai dari hal terkecil mungkin
akan memulai sebuah perubahan besar, dengan agenda-agenda sosial bisa jadi
solusi perbaikan bagi perempuan-perempuan generasi bangsa. Maka dari itu perlu
adanya gerakan perempuan yang konsen untuk membantu memberi edukasi atau
penyadaran kepada para anak-anak perempuan atau bahkan pada para ibu agar lebih
bisa menjaga dan membentengi diri dari kejahatan dalam bentuk fisik maupun
psikis.
Para pendahulu kita telah banyak
memberikan contoh keterlibatan mereka dalam membantu mengatasi masalah-masalah
besar seperti ibu Cut Nyak Dik seorang perempuan mejadi perjuang kemerdekaan
atau Seperti ibu Siti Raham binti Endah, sosok perempuan yang kuat dan tangguh
dalam mengelola rumah tangganya bersama buya hamka dan memberikan dukungan
moril dan materil secara penuh untuk dakwah beliau.
Dan Dewi Sartika yang membangun
sekolah untuk para perempuan yang buta aksara dan yang paling fenomenal adalah
ibu kita R.A Kartini dengan karya-karyanya yang begitu menginspirasi banyak
perempuan Indonesia.
Dan saat ini jarang sekali kita
temukan disekitar kita perempuan dengan kualitas seperti bunda Siti Raham atau
bunda Dewi Sartika ataupun bunda Kartini sedangkan permasalahan perempuan
sekarang lebih sulit dari pada dimasa mereka dahulu. Oleh karena itu sangat
diperlukan bagi kita untuk mulai menumbuhkan rasa simpati dan kepedulian
terhadap persoalan-persoalan perempuan. Jika bukan perempuan yang menginisiasi
gerakan ini maka akan sulit melihat permasalahan itu bekurang dan mungkin saja
malah bertambah karena perempuan sudah tidak perduli dengan masalah perempuan
lainnya.
Kebaikan itu akan hilang bukan
karena bertambahnya orang jahat tapi karena orang-orang baik sudah tidak
perduli lagi dengan kondisi disekitarnya. Menjadi orang baik yang egois itu
akan memberikan dampak yang sangat buruk. Oleh karena itu marilah wahai para
perempuan bersama kita menumbuhkan rasa simpati dan empati pada kondisi sekitar
kita, turut aktif dalam agenda yang mungkin tergabung dalam sebuah komunitas
sosial. saling mejaga dan berbagi kebermanfaatan sebagai amal ibadah yang
selalu mengharapkan kebaikan dari Allah Swt.
Perempuan adalah sosok yang mewakili karakter kelembutan,
ketenangan, kesungguhan dan keteguhan hati. Walau para lelaki juga punya empat
karakter tersebut, namun perempuan bisa jadi lebih unggul. Karena perempuan
menggunakan emosi dalam aktivitasnya dan itu yang membuatnya lebih special.
Dengan kelebihan itu ia menjadi lebih peka dan sensitive sehingga lebih mudah
baginya untuk menjalani aktivitasnya.
Perempuan lebih mudah menyelesaikan sesuatu dan punya banyak
solusi untuk setiap masalahnya. Wanita akan lebih mudah mengobati rasa stress
dibangding lelaki. Cukup dengan menangis atau bercerita sudah cukup mengurangi
beban dihatinya. Dan dia akan kembali baik-baik saja dikeesokan harinya.
Namun kelebihan itu ternyata dianggap sebagai kelemahan
baginya. Perempuan mulai dianggap lemah, tak berdaya sehingga perlu bantuan
dari orang lain untuk mennyelesaikan masalahnya. Persepsi ini pun akhirnya
berkembang menjadi opini public yang telah mendeskriminasikan perempuan sudah
sejak lama dan membentuk karakter buruk pada perempuan dan membuatnya nyata
bahwa perempuan itu lemah, tak berdaya, ruang lingkupnya yang tidak luas, pemikirannya
yang sempit dan haknya yang tak terpenuhi dan sering menjadi korban terhadap
permasalahan seperti pergaulan bebas karena kodratnya sebagai peerempuan. Dan
bahkan pada saat ini, perempuan diperalat menjadi produk seni demi menghibur
banyak orang.
Dan tidak hanya didalam negeri, diluar negeri juga banyak
terdapat pemikiran-pemikiran yang sangat menjatuhkan harkat dan martabat
perempuan. Ketika melihat sejarah peran perempuan dimasa ribuan tahun, akan
kita dapati banyak literature yang menyatakan perempuan adalah mahluk yang tak
berharga. Di eropa misalnya seorang tokoh filsafat menyatakan bahwa lelaki
adalah ciptaan yang sempurna dan perempuan adalah lelaki yang tidak sempurna,
artinya perempuan lebih rendah dari lelaki. Dimasa jahiliah bangsa arab juga
menganggap bahwa perempuan adalah mahluk yang tak bernilai, diperlakukan tidak
beradab.
Dan Islam datang untuk menghapus semua paradigma tersebut
bagai hujan yang menghapus kemarau dan memuliakan kedudukan perempuan.
Menyamaratakan kewajiban dan hak antara perempuan dan lelaki dalam hal ibadah,
memberikan kemuliaan terhapad kodrat perempuan sebagai anak, sebagai istri dan
sebagai ibu. Islam hadir untuk meluruskan semua kesalahan pemahaman manusia
tentang kedudukan perempuan.
Dan perempuan juga bisa tampil diruang public dengan alasan
yang jelas. Al-khansa, seorang penyair perempuan, syair-syairnya disuarakan
dengan tegas dan lantang untuk menyemangati para pejuang perang. Khadijah binti
khuwailid, saudagar perempuan ternama yang mengelola perdagangan internasional
pada masanya. Khaulah binti azwar dengan keeraniannya membebaskan para muslimah
ketika ditawan pasukan yahudi ketika perang berkecamuk. Dan ini membuktikan
bahwa perempuan juga bisa tampil dengan gagah berani demi membela yang haq dan
melawan kemunkaran.
Akan tetapi pada masa kini sangat berbeda, perperangan tidak
lagi menggunakan pedang namun lebih berbahaya dari pada pedang. Berbagai fitnah
dan berita palsu bisa lebih mematikan potensi perempuan secara masiv dari pada
seblah pedang. Pemahaman-pemahan yang salah tentang perempuan bisa membentuk
karakter yang salah pada perempuan sehingga akan merusak generas tiang negara.
Dari permasalahan inilah perlu untuk kita sadari bahwa harus
ada turut andil dalam meluruskan pemahaman yang salah terkait perempuan dalam
bermasyarakat. Harus ada perempuan yang berani menyuarakan keadilan antara hak
dan kewaiban perempan. Dan perempuan perlu untuk melahirkan gerakan-gerakan
yang tujuannya untuk mencetak generasi emas yang akan membawa perubahan positif
terhadap bangsa Indonesia.
Harus ada perempuan yang siap menyuarakan kepentingan dan
hak perempuan untuk dipenuhi agar tercipta keseimbangan dan kedamaian di bumi
pertiwi